Pantai Pesona Teluk Rhu Sumber majalahoutsiders.
Menjadikan Pulau Rupat sebagai kekuatan ekonomi baru merupakan wujud pengarusutamaan simbol identitas bangsa, green economy, green energy, smart transportation, dan tata kelola pemerintahan yang efesien dan efektif sebagai milestone transformasi besar bangsa Indonesia dan khususnya Kab Bengkalis. Pulau Rupat diharapkan kedepan dirancang sebagai katalis membuka potensi ekonomi Riau dan dunia secara keseluruhan, mendorong pertumbuhan, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi kemiskinan, dengan menjadikan Pulau Rupat sebagai simbol identitas bangsa Melayu dan pusat gravitasi ekonomi baru yang diharapkan dapat membawa multiflier effect dengan menjadikan episentrum pertumbuhan yang akan semakin merata bukan hanya aspek daratan akan tetapi menegembalikan kejayaan ekonomi melayu pada aspek kelautan guna mendukung Pembangunan Indonesia Sentris menuju Indonesia Maju 2045.
Bukan tanpa alasan Pulau Rupat Bengkalis (Riau) akan menjadi raksasa baru atau high Income dalam kancah perekonomian Dunia. Letak geografis yang strategis berhadapan langsung dengan selat tersibuk di dunia yakni selat Melaka di tambah dengan potensi alam dengan pantai pasir putih yang eksotis membentang di sepanjang Pantai 17 KM dengan luas pulau lebih kurang 1500 Km2.
Rupat Ocean Park
Mungkin kita selalu mendengar wahana Bermain Pantai terkenal di Dunia seperti Siam Park (Spain), Aquaventure Waterpark (Dubai) atau secara Nasional ada Waterboom di Bali dimana sektor ini juga mampu menarik pengunjung dari berbagai penjuru dunia. Rupat yang memiliki Pantai pasir putih di sepanjang lebih kurang 17 KM sangatlah cocok dan strategis untuk menjadikan Rupat sebagai Rupat Ocean Park wahana bermain Pantai kelas dunia. Mungkin kita masih familiar dengan wahana bermainan Pantai Ancol di Jakarta yang hampir di kunjungi 18 Juta pertahunya jika dibandingkan dengan luas dan Panjang Pantai Rupat jauh lebih luas tinggal bagaimana mendatangkan Investor baik dalam maupun luar negeri untuk di Kelola secara profesional.
Dengan adanya Destinasi wisata bermain pantai bertaraf Internasional tentu ini akan mengangkat perekonomian Masyarakat setempat. Pengunjung atau turis asing tentu memerlukan penginapan, akses tranportasi, logistic, pernak pernik kerajinan local, makanan khas, tour guide dan sarana prasarana lainya bisa dimaksimalkan bagi perekonomian Masyarakat dan UKM setempat.
Sentral Perguruan Tinggi Kemaritiman dan Kepariwisataan
Siapa yang tidak kenal dengan world Maritime University di Sweden salah satu universitas maritim terkemuka di dunia. Rupat yang merupakan pulau yang di apit selat Melaka sangat Berpotensi untuk di jadikan basis kemaritiman bukan hanya berskala Nasional akan tetapi juga bertaraf internasional dimana kajian-kajian akademik laut terakses ke beberapa bagian negara lainya Malaysia, Singapore,Thailand, Brunei dan bahkan laut china Selatan. Tidak hanya itu Pulau Rupat juga mampu dikaji dari berbagai aspek kebudayaan dan ekonomi dikarenakan selat Melaka memiliki hitorikal yang cukup Panjang karena dulunya merupakan pusat peradaban dimana bangsa Melayu menguasai ekonomi dunia melalui jalur laut dengan kekuatan kemaritiman Sriwijaya, Kerajaan Melaka, kesultanan Siak Sri Indra Pura maupun Kerajaan Lingga. Bila ini mampu dimaksimalkan kedatangan mahasiswa dan pelajar baik dalam maupun luar negeri juga akan mempegaruhi aspek komsumtif seperti home stay, Ruma sewa, kuliner dan jasa lainya.
Pulau Rupat juga seharusnya menjadi role model dalam industri kepariwisataan, kita ingat kampus cole hôtelière de Lausanne, Swiss merupakan salah satu perguruan tinggi pariwisata terbaik Dunia. Kita bisa bayangkan swiss yang hanya menwarkan pemandangan pegunungan Es dan keindahan Sungai Aires mampu mengexplorasi wisatanya dan dikemas dalam kajian akademik. Rupat dengan segala bentuk SDA yang tersedia semestinya mampu dimaksimalkan apakah dalam kajian wisata Halal Turism, religious turism dan turism Culture.
Pelabuhan dan Galangan Kapal (dock Shipyar)
Bagaimana tidak Selat Melaka bagaikan surga dunia yang terapung dengan jutaan ekspedisi perjalanan kapal laut. Saat ini ada tiga negara berdaulat yang berbatasan langsung dengan Selat Melaka yaitu Indonesia Malaysia dan Singapura. Panjang Selat Malaka sekitar 805 km atau 500 mil dengan lebar 65 km atau 40 mil di sisi selatan dan semakin ke utara semakin melebar sekitar 250 km atau 155 mil. Cleary & Chuan, 2000. Dengan luas dan Panjang selat Melaka hampir di lewati kapal-kapal kargo sebanyak 60.000 – 80-000 Pertahunya menurut data Menhub.
Sudah beberapa dekade meskipun selat melaka bagian dari kedaulatan Indonsia akan tetapi yang mampu memaksimalkan potensi ekonomi dari jalur tranportasi laut sejauh ini negara Malaysia dengan Pelabuhan kuala linggi International Port (KLIP) dan Singapura dengan Pelabuhan Port of Singapore. Maka sudah selayaknya Rupat memngambil keuntungan ekonomi besar baik dari kapal bersandar, bongkar muat maupun pemandu dan ekspedisi. Pemanfaatan juga bisa dari sisi pembuatan kapal baru ( Building Dock), perbaikan kapal (repear) dan pemeliharaan (Maintainance).
Pabrik Kaca dan Ikan Pengkalengan
Pulau Rupat bukan hanya menyajikan pemendangan yang indah dengan hamparan pasir putih yang membentang sepanjang lebih kurang 17 Km akan tetapi Pulau Rupat juga memiliki kualitas pasir yang sangat tinggi dengan kualitas kandungan silika bahkan di perkirakan pasir silika tertinggi di Dunia di atas 95 Persen. Di perkirakan sebaran pasir silika hanya terdapat di bagian utara pulau ini, dengan sebaran luas di atas 100 km . Husnul Kausarian, PhD Ketua peneliti Tim Universitas Islam Riau. Tentu ini juga menjadi satu potensi besar apabila di Kelola dengan tepat, mengingat hampir 75 Persen Pembangunan menggunakan produk kaca belum dengan atribut dan perabot lainya yang juga di dominasi dengan bahan utama kaca. Setidaknya dengan industri tekstil tersebut mampu menyerap SDM Masyarakat setempat sekaligus meningkatkan perekonomian Masyarakat Rupat dan sekitarnya.
Rupat juga di didukung dengan perairan laut yang luas, hampir 60 persen Masyarakat Rupat Utara berprofesi sebagai Nelayan. Uniknya nelayan Rupat selalu menjual hasil tangkapanya ke negeri Malaysia tentu ini disebabkan oleh daya beli Masyarakat setempat masih kurang dan murah. Seperti Razman salah seorang nelayan Pulau Rupat rata-rata perharinya dia mendapatkan hasil tangkapan ikan tidak kurang 60-80 Kg dengan bermacam jenis ikan. Namun dari 70 Persen hanya 25 persen yang akan disisihkan untuk di jual kepada Masyarakat setempat. Ujar Razman. Dengan potensi ikan yang besar di perariran Pulau Rupat tentu juga bisa dimaksimalkan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dengan menampung hasil tangkapan nelayan setempat dengan harga beli yang tinggi kemudian di kemas atau pengalengan untuk di ekspor ke luar Negeri.
Penulis. Deni Suryanto